Banyak faktor yang dapat
menyebabkan kecilnya ukuran penis pada seorang pria. Diantaranya adalah faktor
ras, faktor genetika, faktor obesitas dan yang terakhir adalah faktor gangguan
hormon.
Sebuah LSM di Amerika Serikat pada tahun 2000 menyebutkan, bahwasanya
rata-rata ukuran penis pria dewasa di Singapura menunjukkan ukuran panjang
penis sekitar 8cm pada saat tidak ereksi. Ukuran bertambah menjadi sekitar
12cm-14cm dengan diameter kisaran 3,2cm ketika ereksi.
Pada penelitian tersebut juga
menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara ukuran penis pria
etnik Cina, India, dan Melayu, baik pada saat tidak ereksi maupun saat ereksi.
Data yang terdapat dari penelitian tersebut menampakkan bahwa ukuran
penis pada umumnya tidak terlalu jauh berbeda antar etnik dalam aspek regional
wilayah benua Asia.
Kevan R. Wylie, urolog dari Royal Hallemshire Hospital di Leeds Inggris
pernah mengkaji mengenai rata-rata ukuran penis yang dimiliki oleh warga
Inggris yang mayoritas terdiri dari ras kaukasia. Riset menunjukkan bahwa
terdapat hasil konsisten dari rata-rata ukuran penis.
Rata-rata panjang penis pria Inggris yang sedang ereksi misalnya antara
14cm hingga 16cm dengan diameter 4,8cm. Sementara itu, dalam riset yang
dilakukannya terdapat persentase kecil pria yang memiliki kondisi micropenis,
menurut kalkulasi Wylie, penis yang benar-benar kecil ukurannya kurang dari 7cm
ketika sedang ereksi.
Rata-rata ukuran penis orang berkulit hitam, lebih besar sekitar 1,5 sampai 3
cm dibanding ras kulit putih (kaukasia).
Sedangkan penis laki-laki Asia, lebih kecil sekitar 1,5 sampai 3 cm dari
ras kulit putih. Ukuran testis masing-masing ras ini tentu saja berbeda
sebanding dengan ukuran penisnya. Tapi perbedaan ini bukanlah tanpa sebab.
Karena ternyata perbandingan ukuran vagina wanita Asia juga lebih kecil
ketimbang ras lainnya.
Disamping itu, kondisi tubuh obesitas juga merupakan faktor penyebab
kondisi micropenis pada pria. Timbunan lapisan lemak di area pinggang dan paha
yang berlebihan mengkondisikan penis kian ‘tenggelam’.
Faktor gangguan hormon juga menjadi faktor penyebab kondisi micropenis
pada pria. Banyak organ yang menyuplai hormon kepada tubuh yang memengaruhi
ukuran penis pada pria pada masa perkembangan dan pertumbuhan manusia. Jika
salah satu hormon mengalami gangguan, maka sedikit banyak akan membawa
pengaruhi hasil ukuran penis pada masa dewasa.
Penis Kecil, Apa
Yang Harus Di Lakukan?
Sudah selumrahnya bagi pria mencemaskan ukuran penisnya. Namun penting pula
bahwa masalah ini tidak bisa dipandang sebelah mata karena dapat menyebabkan
peningkatkan kekhawatiran dan kecemasan.
Tidak sedikit pria yang merasa ukuran
penisnya kecil atau tidak sesuai dengan harapan yang kemudian mengalami
hambatan psikis hingga mengakibatkan disfungsi ereksi. Hambatan psikis diawali
berupa rasa rendah diri, rasa malu atau tidak percaya diri.
Hambatan psikis terasa semakin kuat
pada saat pasangannya memberikan reaksi yang semakin membenarkan bahwa ukuran
penisnya tidak sesuai dengan harapannya juga.
Seorang
urolog dari St Peter’s Andrology Center di London, Inggris, Nim
Christopher menuturkan, “Bagi pasien dengan gangguan psikologis menyangkut
ukuran penis -khususnya bila ukuran penis itu sebenarnya normal- tidak ada
gunanya ditawari mengikuti operasi pembesaran penis karena hasilnya ternyata
tidak memberikan perbedaan.”
Christopher beserta rekan
timnya mewawancarai 42 pria yang telah melalui operasi pembesaran penis, dari
hasil wawancara ditemukan tingkat kekecewaan para pasien sangat tinggi. Bahkan,
acapkali diantara pasien memohon untuk dilakukan prosedur operasi lagi.
Lebih lanjut Christopher dalam laporannya di
Journal of European Urology mengemukakan, “Rata-rata panjang penis bertambah
1,3 cm, tetapi tingkat ketidakpuasan pasien melebihi 70%.”
Perlu perubahan dalam cara melihat
masalah krusiil seperti ini, dari kaum pria dan pasangan pun diperlukan sudut
pandang objektif yang lebih sehat. Pendekatan terapi psikis lebih ditekankan
untuk diberikan pada pria yang mengalami hambatan psikis akibat dari masalah
ukuran organ genital ini.
Banyak orang yang terjebak akan
paradigma sesat. Antara lain timbulnya perasaan kecewa harapan karena
membandingkan ukuran penisnya dengan penis orang lain, apalagi dengan pemain
film porno yang memang sengaja memiliki agenda geksploitasi seks. Padahal
secara fisik, pada kenyataannya ukuran penis tidak menentukan bagi fungsi
ereksi dan fungsi seksual pada umumnya asal perkembangannya sudah mencapai
tahap perkembangan yang normal.
Pada sebuah survey yang dilakukan sebuah
majalah wanita di Indonesia, sedikitnya lebih dari 50% wanita di Indonesia
kecewa tidak mendapatkan kepuasan seksual pada saat berhubungan intim. Faktor
utamanya adalah disfungsi ereksi dan ejakuliasi dini. Hampir tidak ada yang
mengemukakan ketidakpuasan berasal dari ukuran penis yang terlalu kecil.
Perlu perubahan stigmatis para pria dalam
melihat esensi dalam melakukan hubungan intim. Sesungguhnya wanita tidak hanya
mencari kepuasan fisik semata. Para wanita juga mencari getaran emosional,
perasaan dicintai, merasa diperlakukan spesial, dihargai, dan keintiman dengan
partnernya.
Fakta yang menarik, persoalan ukuran
penis pria lebih banyak dipusingkan oleh pria sendiri ketimbang wanita.
Hubungan suami-istri yang harmonis bukanlah ditentukan oleh ukuran penis.
Indahnya hubungan seks ditentukan langsung oleh kreativitas dan komunikasi
masing-masing pasangan.
No comments:
Post a Comment